Featured Post

Tentang Pelayanan: Tak Cukup Menjadi Marta, Jadilah Maria di Dekat Kaki Tuhan

Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.   (Lukas 10:42) Menjadi Pelayan di Usia Muda Saya di...

8.07.2011

Saling menghormati, huh?

Rencananya saya tidak berniat bikin postingan blog hari ini.
Tapi saya kesal setengah mati melihat berita di metroTv barusan. Mereka memberitakan
adanya razia warung makan di siang hari dan menyuruh mereka untuk menutup warung makannya untuk menghormati umat muslim yang sedang berpuasa.
Kejadiannya ada di Sumatera, Bukittinggi atau manapun itulah.

Saya tahu dan yakin betul bahwa berpuasa itu adalah hal yang baik walaupun mereka bilang hukumnya wajib bagi umat muslim, saya yakin umat manusia sekalipun butuh dalam hidupnya untuk berpuasa demi kesehatan mereka. Tapi yang buat saya panas adalah, kenapa seakan-akan
bulan puasa adalah bulan tanpa melihat satupun makanan di pinggir jalan. Bulan yang menjadikan makanan sulit didapatkan.

Saya bukannya tidak menghargai umat muslim, jujur saya sangat menghargai mereka dan saya justru kagum dengan kehebatan berpuasa dari pagi hingga sore. Ketika mereka tidak diperbolehkan makan dan minum, selain itu mereka diharapkan bisa menahan emosi, hal itu merupakan hal yang hebat dan saya yakin tidak semua orang dapat dengan mudah melakukan hal itu.

Tapi apa yang barusan saya liat di televisi, seorang polisi 'merampas' dagangan seorang ibu yang berjualan di siang hari, dan ibu itu menangis haru tidak rela dagangannya diambil. "merampas" di bulan puasa, sekarang siapa yang melanggar puasa, ibu itu atau polisi itu? Mungkin polisi itu mendapat mandat dari atasannya tapi mandat macam apa yang melanggar orang untuk berdagang di siang hari. Puasa itu bukan sebuah larangan untuk berjualan makanan kan? Siapa yang bilang ibu itu sedang enak-enak makan di siang hari. Sekarang kalau ibu itu berdagang supaya dia dapat uang untuk beli bahan makanan untuk buka puasa sore harinya, lalu dengan merampas dagangannya bukannya malah membiarkan ia dan anak-anaknya untuk tidak berbuka? Lalu dimana letak menghormati Umat Islam nya?

Selain itu saya mulai terjangkiti virus bangun siang lagi karena biasanya dari kemaren saya bangun pagi untuk menikmati makanan pagi nasi uduk, tapi sekarang rasanya saya tidak berniat bangun pagi tanpa ada makanan pagi di meja. Ya kalau itu sih memang salah saya sendiri, tapi seriously, bahkan orang Islam pun pasti punya alasan kenapa hari itu mereka tidak berpuasa kan, dan mereka membutuhkan makanan. Saya pun tidak masak tiap hari, lalu saya harus menunggu berbuka dulu baru bisa makan? Apakah menghormati umat Islam yang sedang berpuasa dilakukan dengan mengikuti jadwal mereka?

Lagipula kalau memang puasa itu untuk menahan godaan, lalu apakah menahan godaan itu dengan menyakiti orang-orang yang sedang berusaha menghidupi keluarganya?

Jujur hari ini, detik ini saya tidak habis pikir dengan jalan pikiran seperti itu. Saya tidak bilang jalan pikiran itu seratus persen salah, tapi sayangnya jalan pikiran itu dimiliki oleh orang-orang yang ditempatkan untuk mengatur masyarakat. Dan masyarakat lagi-lagi diharuskan untuk tidak berpikir namun mengikuti jalan pikiran 'si pengatur'

Dunia macam apa ini?

3 comments:

Claude C Kenni said...

Buat apa nahan cobaan, kalo ada ga ada cobaan?

Warung makan dibongkar, tempat hiburan kayak karaoke dilarang buka, dll

Hanya di Indonesia...

Anonymous said...

Saya juga lihat tu berita di metroTV, emang sangat memprihatinkan sih.

#Keven : setuju ma lu :D

Salam Kenal
Kevin
Blog : www.nostalgia-90an.com
Nostalgia Segala Sesuatu pada Tahun 90an.

Anonymous said...

menarik sekali baca blognya, termasuk opini yg satu ini. ingat, di indonesia, kita dipimpin oleh orang-orang yang ga berpikir. orang islam santai saja berpuasa walaupun umat lain makan di depannya. niatan itu ga akan terganggu, dan itu sebabnya puasa bisa dijalankan di berbagai negara, di berbagai musim.tapi pemerintahnya yang terganggu sehingga merasa berhak mengatur orang-orang tadi dan memperalat penegak hukum untuk tunduk sama kekuasaan. sebanarnya oknum2 itulah yang imannya dipertanyakan, sampai dimana, sehingga sampai sebegitu fanatifknya meloroti dagangan rakyat. cuma gara-gara bulan romadhon.. ini sangat khas indonesia. alhmdllh, di negara lain romadhon selalu berjalan dengan aman dan damai.

Search