Featured Post

Tentang Pelayanan: Tak Cukup Menjadi Marta, Jadilah Maria di Dekat Kaki Tuhan

Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.   (Lukas 10:42) Menjadi Pelayan di Usia Muda Saya di...

3.06.2011

Life is a Joke
















Ola!

Hari ini harinya Tuhan, dan saya berdiam di depan laptop, rencananya belajar, tapi setelah hanya mengerjakan sedikit soal dan menulis satu surat~ saya kembali lagi main internet. Sekaligus nonton Opera Van Java, acara yang lagi asik aja ^__^

Ketika saya lagi browsing sana sini, saya nemu gambar menarik di atas. Gambar janin. Sebenarnya saya bukan tipe orang yang suka nyimpen gambar janin, pun saya bukan orang pencinta bayi2 yang belum keluar dari rahim. Tapi gambar di atas cukup membuat saya terdiam beberapa saat.

Alasannya? karena gambar di atas sempurna buat saya. Gambar itu menunjukan ada kedamaian kecil yang diterima dari si janin kecil.
Dan tahu saya ambil gambar ini dari mana? dari klikunic.com (*yaayy)
Artikel yang saya baca adalah artikel tentang kemampuan bayi bahkan dari kandungan,

1. bayi sewaktu masih dalam kandungan, suka sekali ngisep jempol, hal itu yang membuat bayi sudah terbiasa ketika ibunya menyodorkan puting susunya.

2. bayi bisa berenang, katanya bayi sudah bisa berenang ketika berada dalam kandungan. Karena di dalam kandungan berisi air ketuban, dan bayi suka sekali berenang-renang riang.

3. bayi bisa mendengar, katanya bayi sudah bisa mendengar, jadi katanya seorang ibu yang sedang hamil hendaknya menjaga agar si bayi mendengar hal2 yang baik, jelas karena janin belum bisa membedakan setiap bunyi yang ia dengar, janganlah hal itu menjadi malapetaka di kemudian hari (*intinya berbuat baik, cukuplah)

4. bayi punya kemampuan belajar 2 bahasa. maksudnya janin lebih bisa belajar 2 bahasa ketika ia terbiasa mendengarnya.

5. bayi terbiasa cegukan dari sejak di rahim.

Dan~ hal ini membawa saya kepada pemikiran lain, ke mana?
Ke dunia ini~ ^__^

Dulu ketika masih dalam bentuk janin, betapa damainya kita walaupun ruangan yang kita dapat hanya sebesar rahim. Betapa damainya kita ketika bisa mendengar suara2. Kita merasa bahagia hanya bisa berenang di ruangan itu~ betapa hangatnya tempat kita dan betapa senangnya kita menikmati hal simpel yaitu menghisap jempol.

Begitu janin sudah mampu keluar~ iapun mendapat tempat yang besar~ ia bisa melihat atau mendengar atau merasakan hal-hal yang dia belum sempat rasakan di dalam rahim. lalu kesenangannya pun berganti seiring umur. terkadang ada yang setelah besar tidak senang menghisap jempol, terkadang yang setelah besar, tidak bisa berenang (itu saya >_<), terkadang ada yang bicara dengan 1 bahasa saja.

Semua berubah dari sejak kita keluar dari dalam kandungan ibu kita seiring zaman dan bertambahnya usia. Begitu terus, sampai pada waktunya kita kembali lagi ketidakberdayaan kita dalam liang kubur, atau dalam dekapan kematian.

Namun, dari selang waktu antara ketidakberdayaan awal dan akhir, kita diberi daya luar biasa untuk bertemu dengan makhluk yang juga berasal dari janin, atau bertemu dengan lingkungan yang membuat kita masih mampu bernapas.

Dalam selang waktu yang dipunyai setiap manusia, kita menemukan ratusan kejadian dan pengalaman yang berbeda-beda. Entah setelah mati nanti, semua hal itu akan berguna atau tidak, tak ada yang bisa bilang secara pasti. Satu-satunya hal yang pasti hanya~ kita mati dan muncul kehidupan baru lagi di suatu tempat. Dan satu-satunya yang bisa kita tinggalkan hanyalah perbuatan selama kita berada di dunia.

Jadi, kemungkinan itu juga letak manusia sebagai makhluk sosial, dimana perbuatan kita akan berarti untuk kehidupan setelahnya. Maka sebaiknya, hiduplah untuk kebaikan hidup selanjutnya, karena apalagi yang kita punya setelah kita mati?

Lalu apa hubungannya judul saya dengan postingan ini? Ya selain karena saya orangnya kalau menulis suka jalan sana sini ga pernah lurus, tapi karena memang kehidupan adalah sebuah canda.

Terjemahan kasar ini bagi saya punya makna yang dalam. Kalau kehidupan bukan sebuah canda, untuk apa tawa? kalau kehidupan bukan sebuah canda, untuk apa kita lahir pada akhirnya mati?
Justru karena kehidupan hanyalah sekedar guyonanan sehingga tidak adil jika kita hanya tertawa sendiri, ketika banyak orang menangis. Tidaklah adil ketika kita menikmati tempat yang aman dan nyaman ketika orang lain tidak punya tempat tinggal.
Tidaklah adil ketika kita tertawa dan orang-orang bahkan tidak bisa tersenyum.

Wahai sahabat, dulu ketika kita janin, kita tidak punya daya selain dari keajaiban alam yang membuat kita aman tentram di dalam rahim seorang ibu. sekarang ketika kita punya daya, kita ambil saja tempat orang lain, kita ambil saja kesenangan orang lain. Kenapa itu bisa begitu?
Apalagi itu semua semata-mata sejalan dengan pikiran-pikiran kita saja. demi kelogisan dan kepatuhan pada hukum~ semua hal manis yang kita punya di dalam janin, seperti tidak ada artinya lagi. padahal kita akan mati lho. kita akan kembali lagi ke keadaan dimana kita tidak bisa apa-apa. kenapa kita begitu sombong?

Life is a joke, you guys. so laugh! so live, before you die!

saya hari ini juga tertarik pada kata2 seorang komedian indonesia bernama parto, apa yang dia bilang ketika deddy bertanya :

d : kenapa kamu ga memilih jalan lain, padahal dua orang temen kamu ada yang jadi anggota dpr, satunya jadi penceramah
p : saya milih jalan seni, karena seni itu tidak ada pensiunnya. seni itu dari hati tiap manusia. sedangkan pegawai negeri ada pensiunnya.

cantik sekali jawabannya, juga dari idola saya kang entis sutisna yang ditanya,

d : bagaimana kalau suatu hari orang bilang lawakan kalian sudah ga lucu lagi, kalian mo ngapain?
es : tidur.
d : kenapa?
es : ya kalo pelawak udah dibilang ga lucu, ya tidur aja.

:D

saya yakin setiap manusia diberi kemampuan untuk melucu, dan kemampuan untuk merespon kelucuan yaitu dengan tawa.
Entah candaan itu relatif, atau berlaku universal, yang pasti, tawa kita sama~ tawa kita tetap melambangkan rasa senang, seperti halnya kita bahagia hanya dengan menghisap jempol di dalam kandungan.

maka, responlah canda dengan tawa. dan tawa dengan kebahagiaan.
kalau candaan kita tidak sama, jangan jadikan alasan untuk kebencian, karena ketidak samaan itu adalah kekuatan. dan kebencian cuma merusaknya.

hiduplah dengan kesederhanaan. karena kita tidak pernah punya apa-apa sejak lahir. kepunyaan kita hanyalah bonus atau barang tampak mata yang tidak berarti apa-apa kalau hati kita tidak bisa menjaganya.

jadilah apapun yang kamu mau~ tapi yang penting bukan jabatannya, namun kesiapan untuk mengimbangi bonus yang diberikan. lakukanlah apa yang menurutmu baik, dan apa yang membuat kamu senang, tapi yang penting bukan hasilnya, tapi kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan tanggung jawab.

tidak ada gunanya menentukan baik buruk kehidupan setiap orang. karena tidak ada satu orangpun yang tahu nomer dari kombinasi kebaikan dan keburukan. setiap orang seperti tikus yang berada dalam labirin. siapa yang ia percaya, ia ikut. biarlah setiap orang menggunakan akal sehatnya sendiri.

Pesan saya, lagi2, tertawalah, karena hidup hanya lelucon.

5 comments:

Claude C Kenni said...

Kata2 yg bagus banget

Seorang filsuf favorit gua pernah bilang gini :
"Everyone has inside of him a piece of good news. The good news is that you don’t know how great you can be! How much you can love! What you can accomplish! And what your potential is!"

Tapi ya seringkali dalam hidup tuh, we worry too much, expect too much, wanting too much

Kalo hidup memang adalah sebuah canda, pastinya ga akan seribet itu ya
When something went wrong, we can just laugh it off

I love your blog, salam kenal ;p

Karyna Pramesthi said...

suka filsafat juga? ngomong2 filsuf siapa yang bilang hal itu? hehe, saya juga setuju.

salam kenal juga ^^

pandjiputranda said...

.sederhana & bertenaga, boleh gw share? :)

Claude C Kenni said...

Filsufnya : Anne Frank

Well, dia bukan bener2 filsuf, tapi menurut gua tiap orang yg mau berbagi adalah seorang filsuf. Soalnya dari mereka, kita bisa belajar banyak hal, melihat apa yg belum pernah kita temui, dan merasakan apa yg belum pernah kita hadapi.

Karyna Pramesthi said...

@pandji : boleh, silahkan dishare

@claude : Anne Frank ini yang nulis buku diary sewaktu jaman Nazi itukah? dulu sempet baca, tapi ga sampe habis :)

Search