Featured Post

Tentang Pelayanan: Tak Cukup Menjadi Marta, Jadilah Maria di Dekat Kaki Tuhan

Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.   (Lukas 10:42) Menjadi Pelayan di Usia Muda Saya di...

9.28.2012

Ada apa dengan artis porno?

Beberapa hari lalu, saya membaca sebuah berita entah di Yahoo, Kompas, atau Tempo, yang berisi tentang munculnya foto Miyabi di buku pelajaran SMP yang terdapat di sebuah SMP islam di Mojokerto. Saya pun penasaran mencari seberapa vulgarnya gambar Miyabi yang diberitakan menjadi keprihatinan masyarakat, sehingga buku pelajaran itu ditarik. Namun, gambar yang saya temukan, bukan gambar Miyabi sedang memamerkan tubuhnya seperti layaknya gambar2 tentang dirinya yang beredar di bermacam2 situs porno. Miyabi memakai baju blouse putih, dan bagi saya, nampak biasa saja.

Foto Miyabi Bintang Porno di Buku LKS

Ribuan komentar tentang keprihatinan masyarakat terus bergulir. Berita tersebut juga tertera di beberapa situs agama islam, yang kurang lebih menunjukan betapa kecewanya mereka akan munculnya artis porno di dalam buku pelajaran SMP. Website berita lain juga menarik kesimpulan, bahwa penggunaan foto Miyabi sangat tidak pantas untuk menjadi figur di dalam buku pelajaran SMP.

Saya mencoba melihat berita ini dari sudut pandang yang berbeda, begitu saya pertama kali membacanya. Saya merasa ada yang kurang tepat di dalam keprihatinan masyarakat tentang Miyabi ini.

Saya merasakan adanya implikasi bahwa kebanyakan masyarakat lagi-lagi telah melabeli orang lain dari apa yang ia kerjakan saja. Saya merasakan adanya konotasi buruk tentang artis porno terlebih lagi Miyabi. Coba kalo di dalam buku itu dipasang gambar artis porno lain seperti sasha grey atau jesse jane, atau bahkan artis2 porno lain yang kurang terkenal, berapa banyak orang yang akan peduli? Atau memangnya figur2 lain yang ada di dalam buku smp atau sma, atau sd itu bebas dari yang namanya pornografi, atau seks?

Sebenarnya apa yang salah dari foto itu?

Apakah karena Miyabi adalah artis porno, sehingga akan mengajak murid-murid smp untuk menjadi artis porno, atau karena munculnya Miyabi, membuat rasa ingin tahu murid-murid smp meningkat, dan akhirnya akan berakhir di prostitusi? Atau karena seks itu masih dan akan selalu menjadi taboo untuk masyarakat sehingga mereka dibiarkan hidup sampai tua tanpa mengerti tentang seks yang sebetulnya ada dalam diri mereka sendiri.

Apa kalau orang-orang melabeli artis porno, pelacur, germo, dan semua kegiatan seksual lain sebagai hal yang kurang pantas, murid-murid smp akan patuh dan selamanya tidak pernah mencari tahu tentang hal itu?

Dari semua orang yang prihatin akan kejadian ini, mungkin hanya beberapa orang saja yang mengetahui siapa sebetulnya Miyabi, latar belakang, dan kepribadiannya. Sisanya, yang mereka tahu hanyalah artis porno, dan sampai kapanpun juga, artis porno tidak bisa ditolerir dan kehilangan haknya sebagai manusia. Padahal miyabi sama seperti kita.



Satu berita lagi adalah berita tentang rencana ditambahnya jam pelajaran agama di dalam kurikulum sekolah. Tanpa membaca lebih lanjut, saya hanya berguman, pelajaran agama apa yang akan ditambahkan? dan kenapa musti pelajaran agama?

Kembali ke negara kita, yang walaupun masih bersikeras menolak 'atheism' dan 'agnosticism', mengakui adanya keberagaman agama. Terlebih lagi, negara kita, Indonesia, terdiri dari banyak suku-suku yang beberapa masih hidup di pedalaman, sehingga mempunyai kepercayaannya sendiri. Mustinya kita belajar dari keberagaman suku, kepercayaan, dan bahasa di Indonesia, bukannya bersikeras menjadikan 1 agama untuk semua.

Kenapa? karena saya yakin bahwa adanya perbedaan agama menunjukan bahwa 1 agama tidak akan cukup untuk menyatukan pikiran semua orang di Indonesia. maka dari itu, daripada agama, saya lebih setuju diadakannya pelajaran moral. Ketika orang berani melihat adanya perbedaan setiap manusia, ia akan lebih menghargai perbedaan itu sendiri. Dan harusnya itu yang diberikan kepada anak-anak sekolah. karena perbedaan itu akan selalu ada, dan hanya orang bodoh yang memaksakan segalanya untuk menjadi satu. Mustinya anak-anak sekolah diajarkan tentang kemanusiaan, agar lebih bisa menghargai sesamanya, tanpa terus-terusan melabeli sesamanya hanya karena latar belakangnya.

well you know, it's my habit to see something from many different perspectives. I know some people won't agree with me, or maybe, didnt understand my point of view. But i hope you know that there's always two sides of a coin, sometimes, to make someone wiser, you have to stop believing what your eyes see, and try to see from other side. i hope later, many people are dare enough to do it.

1 comment:

Claude C Kenni said...

Begitulah, orang Indo pikirannya terlalu sempit, dan agama ironisnya malah bikin mereka tambah bodoh...>_<

Search