Featured Post

Tentang Pelayanan: Tak Cukup Menjadi Marta, Jadilah Maria di Dekat Kaki Tuhan

Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.   (Lukas 10:42) Menjadi Pelayan di Usia Muda Saya di...

4.11.2011

Redefreiheit

Kebebasan bicara

Kami bicara
saya bicara
mereka bicara.


Sampai pada satu waktu
dunia penuh kata-kata
dunia penuh suara dan
kalimat dengan tanda tanya.


Ketika kami menghargai
apa yang bernama kebebasan
kami minta bebas berbicara
dan menelantarkan kalimat orang lain


Pertanyaan tanpa tanda titik
Terdengar dari pelosok dan kota
Siapa yang mampu mendengar lagi
Telinga kami tidak ada gunanya.


Yang penting kami berkata
bertanya mengapa dan mengapa
tanpa mencoba mendengar
yang bisu mengandung jawab


Kami tidak mencoba mendengar
dan menghargai kebebasan bicara kami saja
dan tidak berhenti berkata
sampai tak ada telinga digunakan lagi

- kami tuli -
------------------------------------------------

Bicara tentang kebebasan dalam menyatakan pendapat atau disebut freedom of speech mengelitik saya.
Banyak dari kita mengatasnamakan modernisasi dengan menyuarakan demokrasi, menjujung freedom of speech. tapi kita hanya meminta diberikannya kebebasan kita dalam bicara, sampai pada suatu kejadian, beberapa orang yang tadinya mendengar dan penuh keberanian menyuarakan pendapat, dibungkam habis2an, ditertawakan, dan dipertanyakan kewarasannya.

Tanpa menyebut nama, saya cukup muak dengan adanya kebebasan memilih, tapi selalu dipertanyakan kenapa pilihan kami tidak sesuai dengan kemauan anda! dan saya tanya balik dengan suara bisu, seberapa besar posisi anda, sampai kemauan anda begitu penting di mata saya? seberapa tinggi letak anda berdiri sampai seluruh hidup saya dipertaruhkan untuk kemauan anda?

Diam! anda yang selalu bilang kita menganut demokrasi. anda yang bilang silahkan bicara, tapi siapa yang mengajukan pistol dan menembakan peluru kalau2 kata2 saya tidak sesuai keinginan anda.

?

seorang aesop pernah berkata, "bukan anda yang menakuti saya, tapi letak anda berdiri yang menekan keadaan saya."

semoga kita semua banyak berlatih mendengar, kalau kita masih mau punya telinga.

1 comment:

pandjiputranda said...

.mungkin ini wacana yang akan selalu semu. bahkan dalam negara demokrasi sekalipun. :)

Search