Featured Post

Tentang Pelayanan: Tak Cukup Menjadi Marta, Jadilah Maria di Dekat Kaki Tuhan

Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.   (Lukas 10:42) Menjadi Pelayan di Usia Muda Saya di...

12.18.2010

i'll do ma' best, god do the rest.


Hari ini adalah entah keberapa kalinya saya tampil nari saman.
Sebelumnya pagi ini saya tampil menari tarian jerman di jalanan depan sekolah saya
saya suka menari, dan tampil menari sudah saya lakukan sejak saat saya tk.

Hari ini yang ingin saya ceritakan adalah,

Kami berlatih selama 2 minggu untuk penampilan ini. Hari ini lagi-lagi
adalah penampilan dengan anak2 yang belum pernah menari saman, beberapa dari mereka memang sudah, tapi saya dan metta, mengulang lagi mengajari tarian yang rasa-rasanya sudah jadi bagian hidup kami.

Di dalam group saman kami ada 2 orang yang bukan orang indonesia.
satunya adalah orang Taiwan, satunya orang Belgia.
Jujur saja mereka berdua cukup hebat, karena bisa mengikuti dengan baik tarian saman ini. selain itu masih ada beberapa anak indonesia yang baru belajar, dan saya mengakui, selama perjalanan latihan kami, mereka semua cukup baik, dan cukup cepat belajar :D

Walaupun, saya menyadari saya terlalu lembek sebagai pelatih. Pertama karena saya memang tidak ahli dalam melatih menari, apalagi dengan bahasa mandarin dan ataupun bahasa inggris, maaf saya merepotkan banyak pihak dalam latihan.

Hal ini membawa saya terhadap beberapa tahun lalu, pertama kali saya tampil saman.
saya ingat betul saya masih kelas 1 sma dan minggu sebelumnya saya tidak datang latihan saman, yang dimana saya memutuskan untuk ikut lomba tari tradisional 2 minggu lagi tanpa dasar.

ingat betul pertama kalinya saya berlutut di barisan pojok dan kebingungan mengatur tangan saya sendiri sementara orang-orang di sebelah saya dengan mudahnya menari.
saya patuh, belajar pelan-pelan karena saya suka.

dan 'pembunuhan' selama 2 minggu itupun terjadi. kaka kelas saya yang sudah berulang kali tampil saman, bahkan pernah ikut lomba saman di UI, mengajar kami 1 group.
secara keseluruhan saya lupa, tapi sejauh saya bisa mengingat kaka kelas saya cukup keras dalam mengajar. kami tidak memakai alas lutut, kami tidak memakai pelindung apa-apa. kami berlatih dari jam setengah 2 sampai jam 4 paling lama.
bagian bawah lutut saya biru dan kaki saya hampir bengkak. saya patuh.

saat itu, saya tidak menjadi syekh karena suara saya yang kecil mungil takut kurang terdengar.

ada satu hari yang saya ingat betul, kaka kelas saya pernah bilang, karena kami tampil pertama ia menyatakan bahwa hal itu layaknya bencana. dia mengatakan bahwa dia takut malu atas apa yang akan kami tunjukan.
pikiran-pikiran buruk tentang betapa bodohnya saya belajar saman sudah menggerayangi otak saya. apa pula ini.

kaki saya biru, bengkak, merah, lelah, kok seperti tidak ada hasilnya selama 2 minggu itu?

tiba di hari perlombaan, ya kami tampil pertama dari 5 peserta.
jujur saya masih ingat betapa deg-degkannya tampil pertama.
pengumuman tiba dan voila, kami menempati urutan ke 2 dari 5 peserta.

tanpa bermaksud apa-apa saya senang bisa menunjukan juara 2 terhadap pelatih kami.
walaupun saya berterima kasih atas ilmunya, dan juara 2 ini adalah hasil didikannya, bagaimanapun didikannya itu.

dari sejak itu, saya sering tampil saman dan tarian tradisional lain di mana-mana.
senang karena sepertinya gerakan saman itu sudah di luar kepala. :D

dan sayapun sampai pada kehidupan saya di taiwan.

di taiwan ini~ kalau saya bisa mengingat, inilah kedua kalinya saya tampil saman.
dan kalau saya boleh jujur, saya cukup kecewa dengan penampilan tadi.
saya tidak bisa menyembunyikan kekecewaan saya setelah tampil tadi...

kesalahan kami terletak di beberapa aspek,

saya tersenyum lebar setelah (oiya, di sini saya yang menjadi syekh) menyanyi "hei la heutsa" artinya, puncak saman sudah sampai,
tapi di puncak itu, kami melakukan sedikit kesalahan yang membuat gerakan ombak kami tidak rapi.

tepukan dan teriakan penonton saya yakin adalah semangat, setidaknya bukan caci maki yang kami dapat dari kesalahan itu, :p

selain itu, kesalahan dari saya adalah suara saya.
entah apa yang membuat saya tidak bisa menyanyi? suara saya hilang sepenuhnya dan saya menyesal setengah mati. saat latihan, saya memang jarang menyanyi untuk menghindari tenggorokan sakit. tapi hari ini saat saya mengeluarkan seluruh kekuatan saya, kekuatan itu hilang.

saya kecewa, tapi saya tidak menyalahkan siapa-siapa, karena toh tidak ada gunanya menyalahkan sebuah kesalahan yang tidak disengaja?!

tepukan penonton, terimakasih atas semangatnya yang dapat membuat saya tersenyum malam ini.

setelah selesai menari tadi, saya menghindari apapun untuk berada di dalam dunia saya merenungi hal barusan. kesalahan.

tapi itulah resiko menjadi entertainer. kamu mempunyai ekspetasi yang besar dari diri dan orang lain, kamu mempunyai resiko besar juga untuk salah, dan peluang untuk belajar. tapi setelah kamu ada di atas panggung, seperti prajurit perang, mati atau hidup itu takdir panggung. panggung itu layaknya medan perang, apapun bisa terjadi.

lagi-lagi ada beberapa hal di dunia ini yang tidak dapat kita atur sepenuhnya. maka lebih baik kita berusaha sebaik mungkin. ketika pada akhirnya kita melakukan kesalahan, hargailah diri sendiri sejauh usaha yang sudah dilakukan. mau apa lagi?

雖然很多次跳錯了. 我們還是很棒!
hargailah usahamu.

tetaplah menari teman :)

No comments:

Search