Featured Post

Tentang Pelayanan: Tak Cukup Menjadi Marta, Jadilah Maria di Dekat Kaki Tuhan

Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.   (Lukas 10:42) Menjadi Pelayan di Usia Muda Saya di...

8.16.2010

Besar Satu Malam

Rasanya seperti mimpi. It feels exactly like a dream...

ini benar-benar mimpi yang aku ibaratkan layaknya sebuah gunung. Aku, aku bermimpi menjadi gunung tinggi yang dilahirkan sebuah gunung api besar untuk tumbuh dewasa. Dilempar begitu saja disuruh berdiri di antara angin-angin besar, ditinggalkan pohon-pohon, semburan emosi sendiri, untuk menjadi gunung yang lebih besar di tengah-tengah hamparan antah berantah. Pernahkah kamu merasakannya?

Di saat pengalaman menjadi gunung bak nyata bermain di mimpiku, aku terbangun oleh ciuman sinar matahari pagi. Manusia. Sekali lagi menjadi manusia kecil berumur 19 tahun yang bahkan tak menyemburkan api. Semua tak tampak rendah seperti mimpi kemarin.

Namun satu, yang menjadi pertimbangan kenapa aku menuliskannya. Aku bangun dengan perasaan masih menjadi gunung besar yang mengalami banyak terpaan pengalaman, angin-angin besar, dan ditinggalkan pohon-pohon, semuanya nampak nyata saat ini. Namun semuanya nampak secepat kedipan mata. Aku tumbuh besar dalam satu malam.
_____________________________________________________________

Ini adalah hari kesekian setelah aku pulang dari Taiwan untuk liburan musim panas pertamaku-kedua lebih tepatnya. Aku sebulan akan berdiam di Indonesia untuk menghirup dalam-dalam aroma rumah persiapan satu tahun agar tak gantung diri nanti aku di sana.

Maklum baru pertama kali pulang kampung, norak, dan jelalatan sana-sini, sombong mungkin istilahnya. Anak rantau baru injak tanah air lagi. Mencium bau-bau rokok dan udara knalpot khas rumah, aku memulai perjalanan pulang kampungku. Sok mungkin dibilangnya, masih kebawa-bawa logat mandarin yang kental Chinese. Kadang takut aku dicerca sana-sini, anak rantau sombong mentang-mentang sudah nyicip-nyicip khas Taiwan.

Tapi ini aku yang sedang berusaha meraih, istilahnya beras, aku sedang mengikuti petani menanam padi, takut saat nanti waktu beras dibawa keluar kota dijual. Baik-baik aku menggunakan setiap aromanya takut lupa saat harus waktunya aku kembali.

Dan di saat-saat seperti ini aku suka tersandung pikiran-pikiran menggelitik.

Saat seperti tadi malam, aku beli es krim dan aku pun mencicil menghabiskan bahan bicara tentang Taiwan. Entah ada senapan perasaan mana yang tiba-tiba tepat ada di otakku. Aku merasa aku hanya tertidur semalam, dan mengalami mimpi yang panjang lebih dari setahun.
Aku merasa aku tidak benar-benar ada di Taiwan waktu itu. hilang saja semua perasaan hafal jalan tikus Taiwan. Tiba-tiba aku merasa aku berhibernasi dan bermimpi aku tumbuh dewasa.

Dan mimpi itu layaknya nyata aku masih merasa tumbuh dewasa hingga aku terbangun. Aneh.
___________________________________________________

Empat minggu ke depan, aku akan duduk di kursi pesawat menghitung awan menjumlahkan malam. Aku akan kembali ke Taiwan dan kembali tertidur untuk bermimpi setahun.
Panjang, namun setelah aku ada untuk terbangun, semuanya hanya bagai mimpi yang tumbuh dewasa dalam diriku. aneh. namun, semoga aku terus bermimpi untuk terbangun.
___________________________________________________

*layaknya pemerintah memberikan janji terhadap rakyat
bagaikan menyuruh mimpi tapi tak mengizinkan tidur.

No comments:

Search