Featured Post

Tentang Pelayanan: Tak Cukup Menjadi Marta, Jadilah Maria di Dekat Kaki Tuhan

Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.   (Lukas 10:42) Menjadi Pelayan di Usia Muda Saya di...

1.08.2012

Egalitat

Awalnya dimulai dari perayaan ulangtahun Metta dan senior saya, ka wandi, kamipun mencari ide untuk 'mengerjai' mereka.

Entah dari suara siapa, akhirnya kami memutuskan untuk 'mengerjai' kaka senior saya ini dengan menyuruh dia berpakaian seperti bencong. Kami juga memberikan dia tugas untuk berperan seperti bencong.

Setelah canda dan tawa membayangkan hal yang akan terjadi ketika perayaan itu berlangsung, kaka senior saya tiba2 berkata, "kita keterlaluan ga sih ngerjain wandi? rasanya bisa jadi offensive."

Lalu sepanjang malam, kaka senior saya ini mencari segala hal yang berhubungan dengan 'trans gender dan transvestite' di internet.

Dan muncullah pertanyaan dalam otak saya, yang sebenarnya sudah ada di sana sejak lama,
'kenapa kalau perempuan yang seperti laki-laki menjadi hal yang lebih biasa daripada seorang pria yang menjadi perempuan?'

Hal ini terus2an menggelitik pikiran saya ketika saya melihat para trans gender atau transvestite.

kebetulan saya punya tumblr dan tiba2 pertanyaan saya ini dijawab oleh seseorang


Egality.

Lagi-lagi masalah feminine dan masculine. lagi2 masalah gender yang bergulir di masyarakat. Setelah habis saya mencari data2 di internet tentang stereotype dalam hal rasisme, datanglah masalah gender di hadapan saya.

Hal yang menggelitik saya untuk mengubah topik skripsi, tapi *abaikan abaikan!!

Mungkin belum banyak orang yang sadar tentang masalah gender. Masih banyak orang yang menganggap bahwa wanita dan pria itu berbeda, dan mereka pun memperbanyak perbedaan di antaranya. Kalau saya boleh bilang, memang keduanya berbeda, tapi bukan berarti kita perlu membuat batas2 dan menggolongkan manusia di antaranya.

Perempuan dan laki-laki.

Lagi2 saya bilang bahwa keduanya tercipta untuk saling melengkapi bukan saling menguasai.
Buanglah kisah2 lama bahwa perempuan terlahir untuk berada di dapur dan laki-laki musti mencari nafkah di luar rumah.
Jika hal ini masih terus berlangsung, maka berakhirlah impian laki-laki yang memilih untuk berurusan dengan masak memasak. Atau perempuan yang mampu memimpin dan memberi keadilan di dalam sebuah perusahaan.

Sadar terhadap adanya perbedaan gender dan peduli bukan berarti menuntut setiap perempuan untuk bekerja mencari nafkah dan menuntut setiap laki-laki untuk memasak.

Yang ada di pikiran saya cuma satu, berhentilah memberikan label-label atau menggolongkan manusia berdasarkan, gender, race, atau apapun itu.
unless it's a joke :D

ada satu fashion designer pernah bilang,
"I hate labels, i hate when people say something is masculine or feminine, or pretty or ugly. Because to me everything is interesting when you're interested in it." -Mark Jacobs.

Dan hari ini saya tiba2 menemukan hero saya dalam masalah ini,

Andrej Pejic.

Andrej adalah seorang model australia. Ia adalah model androgynous yang berarti, ia adalah seorang laki-laki yang menjadi model perempuan.
Tapi apakah dia adalah seorang homosexual atau heterosexual,
Andrej menjawab singkat, "Liebe kennt keine Grenzen," - "cinta tidak mengenal batas"

Seorang reporter pernah bertanya, "Jadi, siapa yang sedang saya temui sekarang, seorang wanita atau seorang laki-laki?" dan Andrej menjawab, "kau sedang bertemu aku!"

Andrej menegaskan bahwa kita mustinya mencintai setiap orang bukan malah memberi label dan membedakan setiap orang.
Beruntung bagi Andrej, ia hidup di lingkungan yang selalu mendukung bukan malah mengejeknya.

Mungkin hal sebaliknya bisa terjadi jika lingkungan Andrej tidak mendukungnya. Bayangkan kalau kita mengejek seekor ikan yang tidak bisa terbang, ikan itu akan hidup dengan putus asa dan akan terus membenci hidupnya.

Seperti yang terjadi pada kasus percobaan di UCLA "the sissy boy experiment"




they have 3 part. mainly, it's about a boy whose mother put him into an experiment to prevent him becoming a gay. this boy used to be a happy child, but after he was placed in experiment therapy to change his feminine behavior to masculine, his life is destroyed.

later, he killed himself and spent his life questioning about his sexuality and felt totally embarrassed with his own behavior. He believed that being gay is simply mistake.

Dude, like, seriously!!!!

How could somebody take his life just because he is gay?
















Banyak masalah di luar sana yang jauh lebih urgen daripada gay, lesbian, trans gender, transvestite. Buat apa kita saling menyerang sesama manusia atas nama dosa?

Di mana letak kemanusiaan kita?

Well, kembali ke Andrej Pejic,
He's a gorgeous model!



Now i ask you guys to cut the crap unless it's a joke. when your jokes is intended to bully and disturb somebody, gtfo! world needs people who care for humanity, and we don't need some fools to live here.

No comments:

Search