Featured Post

Tentang Pelayanan: Tak Cukup Menjadi Marta, Jadilah Maria di Dekat Kaki Tuhan

Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.   (Lukas 10:42) Menjadi Pelayan di Usia Muda Saya di...

5.20.2011

there's always hope.

Jujur, saya sudah sering sekali melihat mata2 kelelahan, mata2 tidak bersinar, dan mata2 marah.
Mata2 yang kemarin baru saja menangis, mata2 yang kemarin baru saja disuruh bekerja seharian.

Jujur, saya rindu dengan mata2 yang penuh harapan, mata yang penuh kesenangan layaknya mata seorang bayi ketika melihat ibunya datang, mata seorang gadis yang pertama kali mengenal cinta, mata seorang ibu yang baru saja melahirkan anak.

Jujur, saya bilang, kita sudah hampir berhenti berharap...
kita hampir menghadap hal yang sama, kita hampir dibayang-bayangi ketakutan yang sama.

istilah dalam buku, kita, satu dunia, dunia kita, sedang dibayang-bayangi kejatuhan hati manusia yang makin melemah. antara agama, hukum, dan politik, tidak dapat lagi digariskan perbedaannya.
setiap agama berlomba2 memberikan bukti agamanya paling baik, beberapa, mengagung2kan kemurnian satu jalan pikiran.

sementara itu, alam yang sudah kita tinggalkan sejak lama, sedang bertanya-tanya pada kita, 'sudah cukupkah?'

sudah cukupkah kita mengganti nyanyian pohon dengan tiupan asap kendaraan. tempat2 panda dan koala memanjat dengan tiang2 dan berakhir di tissue kamar mandi.

kemarin ini, 1 minggu lalu, saya mendengar sebuah lagu, lagu yang buat saya seperti lagu2 pohon yang marah, yang dalam hatinya ingin menyuarakan keadilan, tapi kita terlalu peduli dengan keadilan kelompok kita sendiri.
hanya karena kita bisa bicara, berpikir, dan mampu mencetak nilai2 pada kertas kosong, kita jadi mempunyai hak penuh atas dunia.

satu hal menyadarkan saya... apa yang kita bangun dalam ribuan tahun dalam kesombongan, dapat hancur dalam satu hari jika alam menghendaki, dan shame on you, kalau2 kita masih menyalahkan alam dan tidak berkaca ketika mencabut pohon2. kalau pohon mampu berdarah, sudahlah penuh sungai kita dengan darah, dan udara kita dengan pekatnya bau darah. masihlah kita membunuhi mereka dan merasa menjadi raja atas dunia.
ketika, satu persatu hal yang telah kita perbuat, tinggalah kita menyalahkan ramalan, atas segalanya.

satu hal yang ingin saya garis bawahi dari sebuah buku,
'oracle atau ramalan2 itu terlihat dalam berbagai bentuk; antara menunjukan ketakutan kita, hal yang mungkin terjadi, masa lalu kita, hal yang kita takutkan akan terjadi, atau masa depan.
janganlah hendaknya kita begitu saja percaya apa yang kita lihat dan dengar.... oracle juga dibuat sedemikian rupa sulit sehingga banyak menimbulkan kesalahpahaman.'

oracle, seharusnya datang ke beberapa orang, bukan setiap orang mampu memperjual belikan ramalan, dan menelan dan mengolah kedalam bahasa2nya masing, ketika tidak setiap orang tercipta translator.

Bicara tentang bahasa, saya mungkin bukan ahlinya, tapi satu hal;
setelah saya belajar dan menyentuh lebih dari 4 bahasa, saya menyadari, bahwa menterjemahkan satu bahasa ke bahasa lain tidak mudah. ratusan juta kesalahpahaman atas sebuah kalimat dapat dengan mudah terjadi. hal itu dikarenakan, adanya pemahaman berbeda tiap bahasa. ketika mandarin punya beberapa kata untuk mengatakan 'saya tidak mengerti' sedangkan bahasa indonesia hanya punya satu.
jadi saya paham betul, bahwa ada banyak bermunculan sok2 ahli dari berbagai pihak yang begitu saja menterjemahkan ramalan, atau kitab suci, atau kitab2 suci yang ditulis asli bukan dalam bahasa kita sendiri. jadi membaca teks dalam bahasa indonesia dengan teks asli, sebagai contoh bahasa russia, belum tentu dapat menterjemahkan perasaan dan isi teks 100 persen. dan ketika 20 persen dari 80 persen itu begitu penting, matilah kita kalau sudah berkoar2 akan satu hal.

saya cuma minta mata penuh harapan lagi. ada yang pernah bilang bahwa, harapan itu selalu ada. bahkan ketika semua hal menunjukan keburukan, ketika semua hal yang salah terjadi, bukan berarti kita berhenti percaya bahwa matahari mampu terbit lagi, dan harusnya kita berpegangan pada satu hal, hal2 yang baik yang indah untuk dipertahankan.

dengarlah suara2 pohon yang sudah lama kita acuhkan, mungkin ada hal2 yang ingin ia katakan. dengarlah suara2 awan yang bolak balik terisi air, mungkin ada hal2 yang ingin dia peringatkan.
dengarlah suara2 burung yang terbang lalu lalang menghirup asap polusi, mungkin ada yang ingin dia suarakan.

berapa orang yang terdiam mendengarkan mp3/mp4/ player atau ipod, ketimbang suara2 burung, atau suara2 dari hutan2 sana.

hanya karena kita tidak percaya bahwa pohon itu benda mati, air itu tidak hidup, awan itu hanya kumpulan air, matahari hanya bintang, dan bumi hanya sekedar planet, lalu kita menjadikan diri kita boss dari semua ini. kenapa?
saya, belajar mitologi, ketika percaya pohon mampu bicara, dan awan mampu menunjukan hal2 penting, dan matahari bukan sekedar bintang; dan saya percaya, bahwa, hati manusia sudah menjadi sombong... dan harapan itu menipis, namun belum hilang.

seseorang mengajarkan saya..
'there's always hope' dan saya tidak pernah berhenti berharap,
dan semuanya akan baik2 saja...
'All we have to decide is what to do with the time that is given to us'
tolong, berilah dunia ini sedikit harapan, berikan telinga kita pada nyanyian alam, dan kita akan mengerti bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri dengan industri. setidaknya... kita berhutang kehidupan pada kejadian alam, dan pada kejadian alamlah semuanya terjadi...

No comments:

Search