Empat Maret dua ribu sembilan
Aku menulis hari ini pada kertas esok hari
Namun ceritaku masih tajam dan bahasaku belum berhenti
Pagi ini aku berpapasan denganmu pada pintu
Kamu, dimiliki rasa penat, yang kutahu
Aku kira tak ada hentinya kamu lupa tertawa
Aku pun bertingkah, siapa tahu kamu lupa berpenat
Tidak~
Boleh kutuliskan cemburu pada kertas esok ini?
Aku iri pada siapa kamu bahagia~
Izinkan aku mencoba dalam perhatianmu
semakin besar rona di pelupuk mata
bertingkah dan bertingkah
kamu tak ada suara~
Tahu apa yang membuatku marah
Kamu berpindah
Dan mereka membeli rasa kesalmu
membayarnya dengan tingkah
Kamu tertawa lepasaku bahagia....tapi iri pada mereka...
No comments:
Post a Comment